Thursday 10 December 2015

Memakai Tanda Titik Bisa Disangka Tak Sopan

Kabar buruk bagi yang hobi mengakhiri pesan dengan tanda titik. Saat bercakap-cakap lewat pesan pendek di aplikasi berbagi pesan (WhatsApp, BBM, atau SMS), tanda titik di akhir pesan bisa dianggap tidak sopan. Setidaknya, begitulah kata sebuah penelitian.


Para peneliti di bidang perilaku manusia berkaitan dengan komputer melaporkan bahwa pesan teks yang diakhiri dengan tanda titik (.) bisa diartikan pesan itu kurang tulus. Sang pengirim dinilai tak punya perasaan. Dingin, atau mungkin juga kejam.

Peneliti Celia Klin, asal Binghamton University, New York, Amerika Serikat, yang memimpin studi ini menjelaskan, pesan dalam bentuk teks ringkas itu bukan lagi sekadar teks. Setiap karakter (susunan huruf atau tanda lain seperti emoji) yang membentuk pesan tersebut, bisa jadi pesan.

Begini penelitian itu dilakukan. Dalam 16 eksperimen pertukaran pesan, si pengirim membuat pesan berisi pertanyaan atau ajakan. Misalnya, "Mamat memberiku tiket nonton lebih nih, mau ikut?" Penerima kemudian menjawab dengan pernyataan pendek untuk mengiyakan atau menolak tawaran tersebut. Misalnya, "Okay", "Sip", atau "Yoi".

Lalu setiap eksperimen dibuat dalam dua versi: versi pertama si penerima harus menjawab dengan tanda titik di akhir kata; sedangkan versi kedua tanpa tanda baca sama sekali. Berdasarkan respons partisipan, jawaban dengan tanda titik di akhir kata ternyata dinilai kurang tulus dibanding jawaban yang tanpa titik.

Percobaan yang sama menggunakan pesan yang ditulis tangan di atas kertas, tak menimbulkan reaksi seperti melihat tanda titik dalam pesan pendek di ponsel.

"Saling berbagi pesan melalui teks kehilangan banyak sekali tanda-tanda atau sinyal non-verbal dibandingkan komunikasi tatap muka. Saat berbicara tatap muka, kita mudah sekali mengekspresikan informasi sosial atau emosional lewat tatapan mata, air muka, nada suara, jeda saat bicara, dan banyak lagi lainnya," ujar Klin tentang penelitiannya.

Kesimpulannya, menurut sang peneliti, tanda baca telah mempengaruhi makna yang ditangkap oleh penerima pesan lewat teks. Absennya ekspresi langsung dari si pengirim pesan, membuat penerima tak punya banyak pilihan dalam memaknai pesan tersebut. Tulus tidaknya pesan, lalu diukur lewat tanda baca, dalam hal ini tanda titik.

Sementara, dalam hasil penelitian lanjutan yang belum dipublikasikan, penggunaan tanda seru masih bisa diterima sebagai pesan yang tulus, daripada tanpa tanda baca sama sekali. Padahal tanda seru biasanya digunakan untuk berseru, berteriak, atau ingin menyatakan sesuatu dengan tegas.

Demikianlah.

Tulisan ini dari Beritagar.

No comments:

Post a Comment